Hikmah
Featured
Asal SEO
10 Agustus 2022
27 Juni 2022
Saat Berhutang Menjadi "Cool Man"
Kalian udah pada pintar kan? Tahu artnya hutang pastinya. Menurut KBBI, hutang diartikan sebagai uang yang dipinjam dari orang lain. Selain itu, definisi lain dari hutang menurut KBBI adalah kewajiban membayar kembali apa yang sudah diterima. Selain berupa uang, utang juga bisa dalam bentuk aset dan atau jasa.
Artinya, "lo ngutang, lo harus bayar." Ada kewajiban "mengembalikan" barang atau uang orang lain yang sudah kita pakai sebelumnya.
Sedari dulu, kita selalu dinasehatin, untuk sebisa mungkin menghindari hutang. kecuali kalo "kepepet" banget. Tapi, zaman sekarang, berkat adanya "kartu kredit", banyak orang yang seakan menyepelekan hutang. Gue yakin mereka tau arti dari "kartu kredit", ya sama-sama hutang kan? Tapi lebih bergaya. Sekan, berhutang dengan kartu kredit itu membuat status sosialnya menjadi naik, mungkin batinnya berkata, "anjay, keren banget gue, bisa beli ini itu."
Cukup banyak orang-orang yang menggunakan kartu kredit namun sifatnya konsumtif, dengan tujuan ingin "terlihat kaya." Traveling sana sini, beli kendaraan baru, hp baru, sepatu baru dll, yang kesemuanya itu dibeli dengan "kart kredit", seakan udah yakin 100% dirinya bisa membayar itu semua.
Ya, itulah yang disebut, berhutang dengan gaya. Agar ingin dipandang kaya atau mapan oleh teman-temannya, keluarganya, juga leh tetangganya. Sayangnya, prilaku seperti ini banyak juga yang merespon dengan kagum atau takjub, sehingga orang yang memiliki kartu kredit menjadi kriteria baru tingkat kemapanan seseorang. Yup, terlihat macho, atau bahasa kerennya jadi Cool Man (keren).
Sejatinya, hutang tetaplah hutang. Sekalipun pakai kartu kredit. Teta ada kewajiban membayarnya.
Nabi Muhammad SAW, mendidik kita para umatnya untuk menghindari hutang, beberapa hadis mengenai hal itu diantaranya:
Dari Tsauban r.a: Rasulullah SAW bersabda, "barang siapa yang meninggal dalam keadaan terbebas dari tiga hal yakni sombong, ghulul (khianat) dan hutang, maka dia akan masuk surga." (Sunan at-Tirmidzi).
Juga ada riwayat yang masyhur, ketika Nabi SAW enggan menyalati jenazah seseorang karena masih memiliki hutang 2 dinar, sampai seorang sahabat lainnya bersedia menanggungnya, barulah Nabi SAW mau menyalatinya.
Hadis di atas sering diulang-ulang oleh para ustadz saat hendak menshalati Jenazah. kenapa? karena hutang, ketika seseorang itu meninggal, maka hal tersebut akan menjadi salah satu perkara yang dapat menghalanginya masuk surga.
Sepenggal nasihat dari Umar bin Abdul Aziz yakni, "...sesungguhnya hutang adalah kehinaan di siang hari dan kesengsaraan di malam hari..."
Sejatinya, tidak ada orang yang "merasa nyaman" saat memiliki hutang. Ditambah lagi, ada Debt Collector (Jasa Penagih Hutang), yang gak kalah serem dari film-film Horor.
Cekcok dengan keluarga sendiri, atau teman bahkan tetangga sendiri, akibat hutang. Banyak fenomena lucu berhutang dinegeri kita, yaitu saat orang yang berhutang ditagih, dirinya lebih galak dari yang memberikan hutang. Seakan dirinya yang ditagih hutang itu menjadi orang yang paling terzhalimi, padahal sudah jauh dari kata tempo, baginya untuk membayar hutangnya. ya, lagu lama.
Untuk para penagih hutang juga, harus dengan cara yang arif dan bijaksana (baik), karena itulah yang diajarkan kanjeng Nabi Mughammad SAW.
Biaklah dalam berhutang, apakah Islam melarang berhutang? Tidak, karena Nabi Muhammad SAW juga pernah berhutang, namun bukan unutk gaya hidup, melainkan untuk kebuuhan hidup (membeli gandum). Namun, hutang ala Nabi SAW, senantiasa memberikan "jaminan" atau gadai barang berharga yang Nabi miliki.
Kalo ada orang yang berhutang, dan punya niatan enggan membayarnya, pura-pura lupa atau kabur misalnya, itu sih namanya rampok!
Nah, jadi beberapa bulan belakangan ini, gue ditelpon mulu oleh bank, untuk ditaari kredit :v. Wedew, nafsu gue sih bergejolak, karena dipikiran gue, bisa beli ini dan itu. Tapi tetap ada itu NGUTANG! Karenanya, gue harus menjinakkan nafsu sesaat untuk foya-foya itu dengan mengatakan NO! jika berhutang hanya untuk hal-hal yang konsumtif.
pada dasarnya, tidak ada yang salah dari berhutang, yang salah adalah saat berhutang itu menjadi sebuah habbit atau kebiasaan, dan kebiasaan itu menadjikan kita "menyepelekan" yang namanya hutang. Emang ada yang mau memberikan warisan ke anak cucunya, tapi berupa hutang? Ogah gue sih.
Oh ya, kalo sempet mampir ke IG corusel tentang hutang ini yaa. Fenomena Hutang.
2 April 2022
Tentang Ramadhan
2. Dibukakannya pintu-pintu syurga
3. Ditutupnya pintu-pintu api neraka
4. Dibelenggunya syaithan-syaithan
5. Ada malam spesial yakni Lailatul Qadr
6. Jalan dihapuskannya dosa-dosa lampau
7. Waktu yang mustajab untuk berdo'a
8. Pembebas dari api neraka
21 Maret 2022
Saat Iblis Berencana untuk Taubat
10 Maret 2022
Kata "Anjay" Bisa Masuk KBBI?
Kasus mengenai kata "anjay" mungkin udah rada basi yaa. Intinya kalian semua udah fahamlah, kalau dalam sejarah hidup kita di abad ke-21 ini, pernah ada keributan se-INDONESIA karena kata "anjay".
Sedikit flasback, jadi waktu itu ada sosok ngartis yang mempermasalahkan kata "anjay", yang menurutnya kata tersebut konotasinya negatif, bahkan dapat merusak moral bangsa. Wadaw, ngeri bet :v.
Walhasil, diapun mencoba mengedukasi masyarakat untuk menghindari penggunaan kata "anjay" ini. Ya, its ok. Tapi... kasusnya gak selesai sampai disitu, sampai-sampai KPAI ikut terlibat secara langsung dalma pelarangan kata "anjay" ini, yang katanya bisa berujung P I D A N A !
Fenomena ini terjadi ditahun 2020-an, kalo gak salah sih bulan September. (Sengaja gue nulis tema ini, buat arsip generasi kedepan juga kwkwk). Intinya, serem dah, hanya karena "anjay" bisa dipidana.
Karena hal tersebut, pastinya yang komentar Pro dan Kontra banyak banget dong, dari politisi, artis, komika, bahkan netizen ramai mendiscuss hal tersebut. Yang bikin konten seputar kasus itu juga buanyak banget, dan pastinya bikin cuan, tanya aja bang Deddy Corbuzer, hehe.
Tapi bukan itu yang mau gue omongin.
Kalo dari hasil observasi seorang Faqih nih ya, penggunaan kata "anjay" itu sangat variatif. Ada yang terkesan kasar, ada juga yang terkesan biasa aja. Yaa, kalian juga ngerasain hal tersebutkan?
Walau katanya nih ya, kata "anjay" itu punya asal usul yang panjang, yang beranak dari kata "anjing", yang biasa dipake orang Indonesia sebagai umpatan.
Dalam pertemanan gue, (walau gak punya banyak temen :v), kata "anjay" sering dipake sebagai bentuk mengagumi sesuatu. Misalnih yaa, saat ada teman gue yang lagi reuni bawa motor baru, ada aja yang nimpalin, "anjaaaaaaay, motor baluuuu." "anjaaaaaaay, dapet skin epic." (bocah ML pas buka event), dll.
Jarang make kata "anjay" pas lagi marah, mungkin ada, tapi di lingkupan sekitar gue kayanya gak ada. Kalo mereka marah, biasanya frontal kaya biasa, :v "ah! anjing!" ya, itu tidak baik yaa adic-adick.
Kebiasaan penggunaan kata "anjay" yang makin marak dinegara tercinta kita, menurut gue nih ya (full opini), boleh jadi hal tersebut dapat memicu satu kata baku yang diakui secara resmi, alias masuk dalam KBBI, Kamus Besar Bahasa Indonesia. Emang iya? Ya gak tau, kan cuma opini :v.
Dalam ilmu sotoy gue, seinget gue, dosen gue itu pernah menjelaskan, kalau bahasa itu terus berkembang, tergantung penggunaannya dilapangan, dalam hal ini ya kita semua sebagai masyarakat. Bahkan, dalam sejarah tercatat, perubahan-perubahan yang terjadi dalam bahasa Inggris. You bisa searching sendiri ya di google.
Artinya, semakin sering kata "anjay" ini digunakan, gak mustahil lata tersebut masuk dalam KBBI. Yang kalau kalian amati, KBBI juga terus update, sekarang aja udah Edisi ke-5.
Mengenai arti "anjay" yang katanya kasar, atau juga ada yang mengatakan biasa aja, itu karena proses fenomenanya yang berbeda, sehingga menjadikan multitafsir, tergantung konteks dan siapa penggunanya.
Pada akhirnya, tulisan gak guna ini cuma mau nunjukin, kalau gue juga sebagai user kata "anjay" kwkwk tapi sebagai bentuk pengaguman terhadap sesuatu, itupun gue ucapin hanya ke teman-teman terdekat aja kok, tapi versinya agak beda, yaitu, "anzaaaaayyyy." hehe, beda tajwid.
So, gue juga gak ngerti kenapa nulis ini. Boleh dikata, ini adalah artikel perdana gue setelah sekian abad gak nulis di blog, karena galau masalah themplate blog yang penuh troble, tapi alhamdulillah, ketemu orang baik yang bisa bantu benerin themplate blog ini sehingga cukup terlihat elegan kan? Yoe.
15 Mei 2021
Menikah itu Obat (Kisah Ibnu Sina Menyembuhkan Pasien dengan Anjuran Menikah)
Bulan Syawal identik dengan bulan nikah. Karena memang disunnahkan menikah pada bulan Syawal, sebagaimana yang dilakukan oleh Rasulullah SAW saat menikahi Sayyidah Aisyah ra. Pertanyaannya adalah "situ calonnya ada gak?" hehe
Bicara tentang Ibnu Sina, beliau adalah salah satu ilmuwan muslim yang sangat masyhur didunia. dan salah satu karya fenomenalnnya yang menjadi rujukan banyak kampus-kampus dalam amaupun luar negeri adalah Qanun fi al-Thib. Beliau ilmuwan yang ahli dibanyak bidang, seperti filsafat, kimia, astronomi bahkan juga kedokteran, dan judul buku yang baru saja disebut adalah karya beliau dalam bidang kedokteran.
Sekarang kita ke topik utama mengenai "Menikah itu Obat". Salah satu teori kesehatan yang sangat terkenal dari beliau adalah bahwa sakit tidak melulu disebakan oleh lemahnya fisik tetapi bisa juga disebabkan oleh kondisi kejiwaan yang lemah. Teori ini ditemukannya ketika menangani seorang pasien yang sakit secara fisik tetapi bukan disebabkan karena gangguan fisik melainkan kejiwaannya sedang melemah.
9 Mei 2021
Ngeghibahin Guru Sendiri
Dikalangan pelajar, baik anak umum (non-pesantren) maupun kalangan santri (pesantren), adalah salah satu kegiatan yang susah untuk dihindari adalah "nongkrong" bareng kawan, baik di kantin-kantin sambil menikmati secangkir kopi dam cemilan-cemilan, maupun di pinggir-pinggir jalan (malah kalau santri, jangankan di asrama, dikamar mandipun kadang bisa buat tempat nongkrong :v), seakan ada slogan yang tumbuh secara akami, yaitu "Dimanapun jadi, asal oke".
30 Mei 2020
Kamu Pasti Bisa!
15 Mei 2020
Ketika Nabi Musa AS Sakit Gigi
7 Mei 2020
Buku yang Memotivasi Diri Sendiri - Cari Alasan Bolos @Monday? | Review Buku
Sebelum masuk ke pembahasan bukunya, berikut adalah profil singkat buku yang akan di review ini.