Demam ML. Itulah yang gue rasakan pada saat ini. Game yang yang berkepanjangan Mobile Legend itu, telah membuat hari-hari gue penuh dengan frustasi. Karena ambisi gue yang tak kunjung tercapai untuk meraih gelar 'Legend'. Padahal gue udah 'Epic 1' dan sedikit lagi i meraih gelar tersebut.
Pic google, Pemanis
Namun, tantangan yang gue hadapi sangatlah banyak, mulai dari tim yang afk, baru belajar hero, sok jago (padahal nob), bertengkar (gak kompak), malah ada 'bocah' yang main kata-kataan bego/tolol/dongo dan saudara-saudaranya.
Huft... Hingga kini, gelar gue hanya naik turun yang mungkin di season ini gue gak akan berasil meraih gelar 'Legend' apalagi 'Mythic'. :v
Jujur aja sob, saat gue push rank dari gelar 'Master' hingga 'Epic' bisa di bilang sangatlah mudah. Buktinya gue sampai win streak puluhan kali untuk menginjakkan kaki di tempat menengah tersebut (Epic).
Selain permasalahan tim yang menghalangi gue meraih gelar impian semua pemain ML, masalah lainnya adalah dai 'Hp' gue sendire alamin sih, baru mau maen, tiba-tiba wifi rumah eror. Kadang juga Hp jadi heng (gak bisa di gerakin). Kadang juga saat main, layarnya patah-patah atau bisa dibilang gak responsif, (maklum hp jadul, Mi4i).
Yaa, itu semua adalah konsekuensi yang harus di terima. Dari permasalahan-permsalahan tersebutlah, kadang gue di bacotin oleh pemain lain yang merasa kekalahan mereka disebabkan oleh gue. Dan gue gak bisa menyanggah hal itu.
Bagaimanapun gue meminta maaf pada tim, mereka tetap merasa keasal dan jengkel, sampai mengelurakan kata-kata yang benar-benar tak layak mereka keluarkan.
Kejadian ini, baru aja gue alami beberapa menit yang lalu. Saat game baru aja di mulai, hp gue tiba-tiba hang alias eror, sampai beberapa menit, baru gue bisa masuk ke pertandingan lagi. Dan di sitlah, 4 turet tim gue udah hancur berkeping-keping. Dan pada saat itu juga, cacian tak henti-hentinya terlontarkan untuk diri gue ini.
Saat berkali-kali maaf tak mereka hiraukan, akhirnya gue memutuskan untuk membuat ocehan tim berhenti. Tanpa pikir panjang gue mengirim pesan kepada tim:
"Ayo, abis ini gue invite lo semua, kalo kalah lagi, gue siap tutup akun." Begitulah kesok-an gue menanggapi ocehan tim. (Soalnya gue ikutan kesel)
Singkat cerita, saat kekalahan benar-benar terjadi, gue meng-invite seluruh pemain yang baru aja kalah akibat kesalahan gue sendiri. Tapi, dari 4 orang yang gue invite friends, hanya 1 yang meng-acc nya.
Tanpa basa basi, orang tersebut mengirimi gue pesan, "Ayo."
Dan gue faham akan hal itu. Gue benar-benar harus membuktikannya.
SIngkat cerita lagi, akhirnya gue maen bareng dengan salah sau anggota tim yang jengkel dengan kesok-an gue. Dan hasil akhirnya adalah...
KALAH!
Memang, bukan hasil yang gue harapkan. Tapi apalah daya gue yang hanya bisa bermain sebaik mungkin. #Eeaa.
Karen gue sadar, ML itu adalah permainan tim. Tak peduli ada seorang atau dua orang yang jago memainkannya, tapi tak bisa kompak dalam memainkan permainan itu, tentulah sudah dapat di pastikan kealahannya. Dan itulah yang gue sering alami, terutama di saat yang sekarang sedang gue ceritain.
Usai kekalahan yang ke-2, salah seorang tim yang jengkel dengan kesok-an gue, menagih janji gue yang katanya bersedia untuk tutup akun. Dia bekata:
"Siap tutup akun kan?" Katanya
"Siap." Dengan cepat gue menjawab pesannya itu.
"Jangan siap-siap doang, buktiin. Hapus akun loo." Dia kembali meyainkan.
"Oke, gue off."
Setelah itu, gue benar-benar meninggalkan game.
Gue tersenyum dan kembali mengingat ucapan gue (lewat pesan tim, yang keliatan sok banget, hehe), untuk 'mentup akun'. Bukan 'menghapus akun'. Kedua kata tersebut sangat berbeda.
Sejujurnya, gue udah lama mau tutup akun ML, kenapa? Karena gue udah terlalu berlebihan dalam memainakan game ini. Dan gue juga udah merasa jenuh dengan naik turunnya gelar yang sampai kini belum berhasil gue raih (Legend).
Tutup akun di sini adalah, bisa di bilang sebagai mengakiri permainan. Jika sudah di tutup, akan ada masa di buka kembali.
Berbeda dengan hapus akun, yang tak akan mungkin dapat memainkannya lagi dengan akun yang sama.
So, untuk salah seorang tim gue yang menagih janji tutup akun gue ini, mohon di mengerti makna 'tutup akun' itu sendiri.
Lagi pula, gue uda berencana gak mau maen ML lagi untuk waktu yang lama.
Sekali lagi disini, gue mau minta maaf kepada seluruh pemain ML yang peringkatnya turun akibat kekalahan yang disebabkan oleh diri gue, terutama tim yang barusan. Hehe.
Keep fighting.
Dari ML gue belajar;
Terkadang, kita benar-benar tidak mengerti masalah orang lain. Namun selalu melihatnya dengan pandangan buruk.'
Sekian tulisan curhat gue, semoga 'Mantan tim gue' benar-benar bisa baca tulisan ini.
Satu lagi, jangan kepancing emosi hehe.